Oleh: Frangky Selamat
Setiap acara Entrepreneur Week (EW) berakhir, panitia selalu bertanya-tanya, “Ke mana selanjutnya acara ini akan diadakan kembali?” Atau, “Apakah acara ini akan diselenggarakan kembali?”
Sekadar menengok sejenak sejarah EW ke belakang, acara EW yang pertama diselenggarakan pada 20-23 Mei 2013 di Hall Gedung A Kampus II. Acara digelar sederhana. Tiap kelompok hanya diberikan meja seadanya dan dibatasi dengan tali rafia sebagai panduan pengunjung untuk mengelilingi area acara.
Tidak ada panitia khusus, selain pengelola Program Studi Sarjana Manajemen, para dosen pembimbing dan mahasiswa yang tergabung di dalam Ikatan Mahasiswa Manajemen Tarumanagara (IMMANTA) bekerja sama memberikan dukungan kuat. Sirkulasi udara yang tidak begitu baik membuat peserta berjibaku dengan udara yang panas dan lembab.
Acara sempat diselenggarakan di lantai dasar Gedung B dan C yang areanya jauh lebih luas. Jumlah peserta juga jauh lebih banyak. Antusiasme meningkat. Udara masih panas dan lembab walau kini sesekali ada udara sepoi-sepoi berhembus karena ada kipas angin besar dipasang. Mahasiswa konsentrasi Kewirausahaan tetap bersemangat mengikuti acara ini.
Tidak cukup sampai di situ, lapangan parkir kampus II juga pernah digunakan sebagai ajang EW dengan mendirikan tenda yang cukup besar. Peserta makin semangat dan transaksi yang terjadi bisa jadi jauh lebih besar. Karena pada waktu itu ada kebijakan untuk tidak melakukan transaksi jual beli di dalam kampus. Peserta pun menggunakan mekanisme transfer karena waktu itu belum ada QRIS dan mobile banking pun belum tersedia.
Beranjak dari lapangan parkir, panitia mulai berpikir untuk menyelenggarakan acara di luar kampus. Agar pasar yang dituju lebih luas, transaksi lebih aktif dan menjadi ajang promosi bagi Untar khususnya Prodi Sarjana Manajemen. Mahasiswa juga makin dilatih untuk berinteraksi dengan khalayak umum yang lebih beraneka ragam latar belakangnya. Kemampuan interpersonal mereka akan semakin teruji.
Sasaran utamanya adalah mal. Mal yang paling dekat ada di sebelah kampus II. Jadilah Mal Ciputra menjadi mal pertama acara EW diselenggarakan. Itu terjadi pada tahun 2016. Mengikuti jam operasional mal, dari jam 10 pagi hingga jam 10 malam, menjadi tantangan tersendiri. Belum lagi aturan loading barang, kebersihan, layanan kepada pengunjung, dan standar lain yang begitu menantang, membuat acara EW menjadi ajang mahasiswa berlatih untuk menjalankan dan mengelola usaha dalam dunia yang sesungguhnya.
Dari Mal Ciputra, acara EW mulai berpindah dari satu mal ke mal lain seperti Pluit Village, Baywalk Mal, Emporium Pluit Mal, Mal Alam Sutera hingga Hublife di sebelah Mal Taman Anggrek. Acara pun tidak lagi monoton, bukan hanya pameran dan berjualan, tapi diselingi dengan hiburan seperti band, tarian, sulap kepada seluruh pengunjung mal. Pengisi acara juga mahasiswa. Mereka belajar tampil menghibur di depan publik.
Ketika pandemi Covid-19 tiba, acara EW tetap berjalan secara online, hybrid, tampil di kampus dan Zoom, bahkan sempat pula bekerja sama untuk menyelenggarakan pameran secara online melalui aplikasi khusus.
Jika mahasiswa dididik untuk memiliki jiwa entrepreneurial, sesungguhnya para dosen pembimbing telah menunjukkan semangat entrepreneurial yang luar biasa. Terus bersemangat, walau sempat turun naik, dan itu wajar adanya, untuk terus menghadirkan acara EW dari tahun ke tahun.
Ketika sang Kaprodi Sarjana Manajemen, menyampaikan dalam sambutan pengantarnya pada pembukaan EW ke-21, Selasa 3 Juni 2025, bahwa personil dosen yang terlibat, dua belas tahun lalu rambutnya masih hitam, kini telah bercampur putih, atau yang tadinya masih berkulit kencang, kini perlahan berkeriput dan kening mulai berkerut, mungkin benar adanya.
Semangat para dosen ini patut diacungi jempol. Tinggal para mahasiswa yang telah diberikan wadah untuk menyampaikan gagasan, ide bisnis, produk prototype, tes pasar, menarik sebanyak mungkin masukan dan umpan balik dari pengunjung, memanfaatkan peluang emas ini dengan semaksimal mungkin.
Hari ini dua belas tahun yang lalu, mungkin belum terbayang, bahwa acara EW masih berlanjut hingga hari ini. Mungkin sekian banyak alumni telah menjadi pengusaha sukses atau menimba banyak pengalaman dari momen yang cuma sekali terjadi sebelum lulus.
Ajang enam hari, yang terlama selama EW berlangsung, mungkin akan membekas dalam ingatan para mahasiswa yang terlibat. Dosen pembimbing pun terus dan terus memikirkan proses pembelajaran kewirausahaan yang lebih baik, di mana EW menjadi bagian di dalamnya.
Tiada lokasi yang ideal. Berbagai alternatif tersedia. Setelah dari sini, ke mana lagi EW akan berlabuh?