Masih dalam rangkaian perayaan kemerdekaan Indonesia ke-80, dibangunlah kolaborasi pengabdian masyarakat (PKM) internasional di Sanggar Bimbingan Al Amin dengan alamat Chubadak Hilir Sentul Pasar, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sanggar Bimbingan Al Amin dikelola oleh Bapak Shoheh. Sekitar 30 anak-anak usia 6-12 tahun mengikuti kegiatan belajar secara informal. Mereka dilahirkan oleh ibu keturunan Indonesia yang telah lama tinggal di Malaysia sebagai pekerja migran. Keterbatasan akses sekolah dan fasilitas pendukung lainnya membawa mereka belajar di sanggar bimbingan.
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia memberikan perhatian dalam mengatasi masalah tersebut. Namun masih tetap diperlukan dukungan untuk memastikan proses belajar secara kontinu. Sasaran ini tidak lepas dari upaya merealisasikan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDGs-4 tentang quality education.
Kolaborasi bersama institusi pendidikan tinggi di Indonesia dan Malaysia sangat diharapkan. Dalam even ini, SEGi University & Colleges Selangor, Malaysia juga turut berpartisipasi dengan memberikan edukasi kesehatan.
Tim abdimas Universitas Tarumanagara dengan koordinasi Dr. Hetty Karunia Tunjungsari, SE., MSi selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Dr. Mei Ie, SE., MM yang membidangi PKM. Sementara SEGi University & Colleges diwakili Prof. Dr. Tezara Cionita.
Dilaksanakan pada Sabtu 16 Agustus 2025 oleh Dr. Galuh Mira Saktiana, SE., M.Sc dan Dr. Yusi Yusianto, SE., ME serta melibatkan mahasiswa Program Studi Sarjana Manajemen Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara bertemakan merayakan kemerdekaan Indonesia dengan sosialisasi tentang digitalisasi.
Edukasi digitalisasi
Bertumbuh di era internet yang makin masif, edukasi digitalisasi menjadi penting. Anak-anak biasa ditemani ponsel sehingga batas aman penggunaan media sosial seperti TikTok, Instagram atau Roblox menjadi perlu.
Tidak dimungkiri inovasi digital memberikan manfaat bagi bisnis dan edukasi, namun untuk menggapai manfaat tersebut harus diikuti dengan pendampingan dan informasi khususnya segmen anak-anak. Kehadiran inovasi digital secara positif mendukung pencapaian SDGs, namun tetaplah memerlukan filter agar bijak bermedia sosial.
Sebagaimana perayaan kemerdekaan, anak-anak antusias mengikuti lomba tujuhbelasan seperti tiup gelas plastik dan membawa balon. Kegiatan ini juga dikuti beberapa sanggar bimbingan di Kuala Lumpur untuk menyemarakan kemerdekaan dan menjaga semangat patriotik anak-anak yang tinggal di negeri jiran.
Kebersamaan dengan Sanggar Bimbingan Al Amin menjadi langkah penting membangun global partnershipuntuk mengatasi kesenjangan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Aspek ini relevan dengan SDGs-17 sehingga kolaborasi berbagai pihak sebagai solusi mengatasi keterbatasan anak-anak yang belum mendapatkan akses pendidikan secara formal.
Keberlanjutan dalam kebersamaan ini diharapkan dapat menjembatani kendala anak-anak di negeri jiran agar tidak satu pun yang tertinggal menikmati pembangunan. Ini sebagai renungan dalam tema perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-80: Barsatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju. (RrKn)